Kamis, 17 November 2011

ORANG YANG BERSEMANGAT DAPAT MENANGGUNG PENDERITAANYA. Amsal 18:14

Dalam tradisi masyarakat kita Batak ada satu acara yang disebut “manjomput parbue na pir”. Acara ini dilakukan kepada seseorang yang telah lepas dari satu kesulitan hidup atau dari sesuatu yang membahayakan dirinya. Pada kesempatan itu orang-orang tua akan menaruh beras di atas kepada orang tersebut sambil berkata: Sai pir ma tondim. Sebenarnya secara logika tidak ada hubungan apapun antara “beras” dengan “tondi” atau roh manusia. Tetapi dengan beras itu ingin menunjukkan bahwa beras itu “pir” atau keras. Karena untuk meendapatkan sebutir beras yang keras, maka padi harus dijemur hingga kering, lalu kemudian di giling atau ditumbuk. Tetapi meski di giling atau ditumbuk ia tetap utuh sebagai sebutir beras, ia tidak hancur, karena ia telah melalui proses pengeringan yang yambuatnya menjadi keras. Jadi dengan menaruh beras itu di atas sesorang yang telah melalui suatu kesulitan hidup, orang yang menaruh beras itu seolah ingin mengatakan bahwa samalah seperti beras ini tetap utuh meski telah melalui proses yang sifatnya menghancurkan keberadaanya. Tujuannya agar orang tersebut tetap memiliki semangat hidup untuk menghadapi keadaan apapun dimasa datang dan pantang menyerah. Dalam hubungannya dengan pesta Partangiangan yang kita lakukan hari ini. Lewat sejarah menunjukkan bahwa nenek moyang kita telah menunjukkan suatu semangat hidup dan semangat iman dengan mengadakan satu hari partangiangan hari berdoa dan merendahkan diri dihadapan Tuhan, agar mereka dan keturunannya dikemudian hari dapat mengatasi semua masalah dan pergumulan yang bakal terjadi. Karena telah mereka lihat dengan jelas bahwa Marga Nababan mengalami berbagai hal di masa lalu: seperti misalnya: dalam keturunan (regenerasi) sangat sedikit, juga dalam hal keberadaan jasmani dan rohani sangat miskin dibandingkan dengan marga-marga lainnya. Karena itu diadakanlah Partangiangan bagi Marga Nababan yang dipusatkan di Siborongborong 54 tahun yang lalu. Berkat doa mereka dan doa dari generasi yang kemudian sedikit banyak telah dialamai oleh Marga Nababan Boru Bere di semua tempat, meskipun mungkin di sana sini masih ada beberapa keluarga belum sepenuhnya mengalami hasil doa itu. Semangat untuk bangkit mengatasi pergumulan yang telah dimulia nenek mopyang kita itulah yang ingin terus menerus kita bangkitnya dalam keluaurga di genasi kita ini supaya kitapun dapat mengatasi pergumulan apapun yang menimpa kehidupan kita. Oleh karena itulah kitapun berkumpul dan berdoa hari ini, agar semangat keimanan dan kebersamaan kita tetap ada seperti yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita, karena kitapun tidak luput dari pergumulan. Coba kita bayangkan jika nenek moyang kita bermasa bodoh dan pasrah pada nasib, seraya berkata “itu memang sudah nasib, sudah disuratkan” seperti apakah keadaan kita hari ini? Tetapi syukur kepada Allah yang telah membangkitan semangat iman dan kebersamaan dalam hati nenek moyang kita, dimana mereka berdoa dan merendahkan diri kepada Tuhan seperti ada tertulis dalam 2 Taw 7:14 “dan umatKu yang atasnya namaKu disebut merendahkan diri, berdoa dan mencari wajahKu, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” “memulihakn negeri” artinya memberikan sumber-sumber kehidupan mereka. Hal itu sesuai dengan sum tema kita “ DENGAN PARTANGIANGAN NABABAN BORU BERE KITA KOBARKAN SEMANGAT KEIMANAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MEMPEROLEH HIDUP YANG DAMAI SEJAHTERA”. Semangat itu dimulai dari niat diikuti tindakan berdoa dan merendahkan diri itu akan juga menarik hati Tuhan untuk memberkati kita. Seperti tertulis dalam Yak 4:7-10 … Pada saat semangat baru tumbuh dalam diri kita untuk mendapatkan sesuatu kehidupan yang lebih baik, akan mendatangkan suatu kepastian raihan berkat karena Tuhan sendiri ikut serta terlibat didalamnya. Para ahli psykolgy mengatakan bahwa jika semangat hidup ada pada seseorang, maka ia telah dapat mengatasi separuh dari semua pergumulannya. Karena itu tema kita hari ini tepat karena itu berasal dari pengalaman Raja Salomo yang dikutip dari Amsal 18:14 “ORANG YANG BERSEMANGAT DAPAT MENANGGUNG PENDERITAANNYA.” Mari kita kobarkan semangat iman, semangat kebersamaan agar kita dapat mengatasi pergumulan hidup yang ada dihadapan kita, terlebih lagi karena kita tidak menghadapai sendiri, tetapi Tuhan Yesus Gembala agung itu ada serta dengan kita. Amen. Tuhan memberkati kita semua.

Tidak ada komentar: