Rabu, 23 Juli 2008

Bapa sorgawi vs bapa jasmani

Mat 7:9-11 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

1. Secara jasmani setiap orang di dunia ini pasti memiliki seorang ayah. Pada umumnya seorang ayah selalu memikirkan dan mengusahakan hal yang baik bagi anak-anaknya. Itu sebabnya seorang ayah selalu rela bekerja keras demi kesejahteraan anak-anaknya masa kini dan masa datang. Karena itu sebagai ayah yang baik, apa saja yang diminta oleh anaknya asal saja seorang ayah mampu dan sesuai dengan kebutuhan anaknya, maka seorang ayah selalu berusaha untuk memberikannya. Seperti kata nas di atas jika seorang anak meminta roti, maka ayah manapun tidak akan pernah memberi batu ganti roti. Namun sebagai manusia umumnya, seorang ayah jasmani mempunyai keterbatasan dalam segala hal, meskipun ia telah berupaya keras tetapi banyak juga belum sanggup untuk mencukupkan apa dibutuhkan oleh anak-anaknya.
2. Karena itu sebagai orang percaya pada Yesus, kita sangat bersyukur oleh karena percaya pada Yesus Kristus kita menjadi anak-anak dari Bapa Sorgawi, dan Allah menjadi Bapa kita. Bapa sorgawi itu adalah Allah Yang Maha Kuasa, Dia berkuasa di sorga dan di atas bumi. Dia pencipta segala yang ada. Tidak ada yang mustahil bagi Dia. Jadi kita perlu apa saya dalam hidup ini asal kita minta maka Yesus menjamin Bapa sorgawi pasti memberikan kepada kita.
3. Jadi yang diperlukan di sini :
a. komunikasi. Meskipun sesungguhnya sebelum kita kita minta bapa sudah tahu apa yang kita butuhkan, namun Bapa selalu senang jika kita berkomunikasi dengan Dia.
b. Hubungan yang harmonis dengan Bapa. Jangan hanya pada saat kita perlu sesuatu baru kira mendekat diri dengan Bapa.
c. Buatlah Bapa itu bangga memiliki anak seperti kita. Coba renungkan, sejak kita menjadi orang percaya pada Yesus hingga saat ini seberapa seringkah kita sebagai anak Bapa membuat Bapa sorgawi itu bangga memiliki anak seperti kita? atau manakah yang lebih banyak kita membuat hati Bapa sorgawi itu bangga pada kita atau malah Iasakit hati dan menyesal mempunyai anak seperti kita? Jika kita lebih banyak membuat Dia sedih, apakah yang terjadi pada saat kita meminta kepadaNya, kira-kira Dia menjawab kita ????
Kalau kita sedikit menoleh kebelakang, maka kita akan menemukan ada banyak sekali berkat yang kita terima dalam hidup ini bukan karena kita minta, tetapi karena kita sebagai anak dari Bapa sorgawi yang baik itu. Meskipun banyak kali kita membuat Dia sedih. Itulah sebabnya mari kita selalu bersyuklur kepadaNya. Tuhan memberkati.

Kamis, 08 Mei 2008

MENJADI SEORANG AYAH YANG BERHASIL

Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Kolose 3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Menjadi seorang ayah adalah satu proses. Materi yang pertama tentu anak yang sah dari satu pernikahan yang kudus. Namun langkah berikutnya adalah bagaimana seseorang dapat mentransfer apa yang ada dalam dirinya (yang diterimanya dari Tuhan sebagai ide atau wahtu) kepada anak-anaknya.

Dengan memperhatikan nas di atas maka tugas utama seorang ayah adalah mendidik anak-anaknya. Seringkali ada banyak rencana (keinginan/kehendak) dalam diri seorang ayah namun tidak semuanya dapat dipahami oleh anak-anaknya.

Mari kita melihat konsep itu dalam diri Nuh yang mejadi seroang ayah yang luar biasa dan berhasil mewujudkan satu mega proyek yang besar. Hal itu diceritakan dalam Kejadian 6:10-22 ada beberapa hal yang penting dicatat bagi Nuh sebagai ayah yang berhasil:
1. Setelah Nuh menerima wahyu yang besar itu, ia dapat menterjemahkan itu pada ketiga anaknya sampai ketiga anaknya itu ikut serta mengerjakan pembangunan bahtera itu yang dibangun tidak kurang dari 100 tahun.
2. Bahkan ketiga anaknya itu juga dapat menterjemahkan wahyu "yang besar" kepada ketiga pasangan mereka yang pada akhirnya ketiga perempuan itu menjadi isteri masing-masing anak Nuh

Senin, 28 April 2008

Tampil Beda

Mat 10:16
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. "

  • Sebagai orang percaya kita perlu memahami tentang siapa dirinya. Orang percaya di dalam dunia ini diumpamakan oleh Yesus sebagai domba dalam penampilan, karakter, dan pergaulan.
  • Dengan mengenal siapa diri kita di hadapan Tuhan dan di tengah dunia ini, dengan sendirinya kita akan selalu menjaga diri dan kesaksian hidup.
  • Menyadari, dunia di sekitar kita adalah "dunia serigala" maka kita harus mengadakan strategi ofensive dan difensive (mempertahankan diri) serta dapat memenangkan dunia di sekitar kita.
  • Dalam memenangkan dan "menyerang" kita perlu tetap dekat dengan para serigala tanpa kompromi (tampil beda).
  • Dengan demikian kesaksian kita akan dapat diterima para serigala dapat memenangkan mereka untuk Kristus.