Kamis, 13 September 2012

Konseling Kognitif-Behavioral dibandingkan dengan Surat Filipi

Konseling Kognitif-Behavioral dibandingkan dengan Surat Filipi
Menyorot khususnya perubahan kehidupan Paulus

Pengertian kata:
 Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada knseli, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu konseli dalam mengatasi masalah-masalahnya.
• Kognitif adalah proses mental atau aktivitas pikiran dalam mencari, menemukan, mengetahui dan memahami informasi.
 Behavioral =kelakuan, tindak tanduk

Kognitif Behavioral (cognitive-behavioral therapy) adalah satu praktek dalam psikolgi konseling yang dimaknai bahwa seorang individu memiliki perilaku yang menyimpang dipengaruhi oleh kondisi internal (kognitif) yang bersangkutan.
Pengertian Konseling Kognitif behavioral adalah pendekatan konseling yang dilakukan pada seseorang konsele untuk mendapatkan perubahan tingkahlaku melalui perbubahan dalam masalah kognitif.

Tujuan Konseling Kognitif Behavioral adalah untuk mengajak konseli menolak pikiran dan emosi yang salah dengan menunjukkan fakta-fakta yang berbeda dengan apa yang diyakininya dalam masalah yang sedang dihadapinya.

Fokus Konseling Kognitif-Behavioral adalah pada pembenahan kognitif yang menyimpang akibat kejadian yang merugikan dirinya baik secara fisik maupun psikis sehingga lebih dapat melihat ke masa depan daripada masa lalunya.

Dengan membandingkan dengan kehidupan Paulus, sebelum dan sesudah ia diubahkan oleh perjumpaan dengan Yesus, kitab Filipi mencatat demikian:
1. Sebelum bertemuYesus: Paulus adalah orang yang menganggap diri benar dan bahkan perbuatan menganiaya Jemaat Kristus juga dianggapnya benar. Fil 3:4-6
a. Percaya pada hal-hal lahiriah
b. Disunat pada hari delapan
c. Bangsa Israel,
d. suku Benyamin
e. Orang Ibrani asli
f. Berpegang teguh pada Hukum Torat
g. Menataati Hukum Taurat dengan tidak bercacat
h. Pengikut mazhab Farisi
i. Penganiaya jemaat Kristus

2. Sesudah bertemu Yesus: Perilaku Paulus berubah total, apa yang dulu dianggapnya sebagai kelakuan yang benar, sekarang masa lalunya itu dianggapnya sebagai sampah karena ia telah memperoleh Kristus, bahkan dengan rela yang mau menderita karena Kristus dan itu dianggapnya sebagai kemuliaan. Fil 3:7-14
a. Mengenal Kristus lebih mulai dari pada semuanya
b. Memperoleh kebenaran karena kepercayaan kepada Yesus
c. Kebenaran karena anugerah bukan karena perbuatan
d. Rela menderita karena Kristus
e. Ingin menjadi serupa dengan Kristus bahkan dalam kematian-Nya
f. Berusaha terus untuk lebih dekat dengan Yesus


Prinsip – Prinsip Konseling Kognitif-Behavioral:
1. Harus didasarkan pada formulasi yang terus berkembang sehubungan permasalahan konseli dan konseptualisasi kognitif konseli.
2. Harus didasarkan pada pemahaman yang sama antara konselor dan konseli terhadap permasalahan yang dihadapi konseli.
3. Memerlukan kolaborasi dan partisipasi aktif dari konseli dan konselor.
4. Berorientasi pada tujuan dan berfokus pada permasalahan.
5. Berfokus pada kejadian saat ini.
6. Merupakan edukasi, bertujuan mengajarkan konseli untuk menjadi terapis bagi dirinya sendiri, dan menekankan pada pencegahan.
7. Berlangsung pada waktu yang terbatas.
8. Terstruktur yaitu: bagian awal-menganalisa perasaan dan emasi konseli; bagian tengah-meninjau pelaksaaan tugas rumah, memabahas permasalahan yang muncul dari setiapsesi dan kemudian merancang pekerjaan rumah baru yang akan dilakukan; bagian akhir-melakukan umpan bali terhadap perkembangan dari setiap sesi konseling.
9. Mengajarkan konseli untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi pemikiran disfungsional dan keyakinan mereka.
10. Menggunakan berbagai teknik untuk merubah pemikiran, perasaan, dan tingkah laku.

Tidak ada komentar: