Jumat, 08 Juni 2012

DUA SISI KEHIDUPAN SUAMI ISTRI YANG SALING TARIK MENARIK KEPENTINGAN

DUA SISI KEHIDUPAN SUAMI ISTRI YANG SALING TARIK MENARIK KEPENTINGAN

Saya percaya bahwa setiap pergumulan yang berhubungan dengan Kejadian 3:16-19 menunjuk kepada kita juga. Ini adalah kenyataan setiap pria dan wanita. Sebagai anak perempuan dari Hawa, sebagai anak laki-laki dari Adam, kita mengalami pergumulan dengan apa yang akan terjadi sebagai akibat dari rusaknya keintiman kita dengan Allah dan sesama: Lalu (Allah) berkata kepada perempuan itu, “Aku akan membuat banyak penderitaan saat kau mengandung, dan dalam penderitaan engkau melahirkan. Dan engkau akan berkeinginan untuk mengendalikan suamimu, tetapi dia akan memerintah atas engkau.”
Dan kepada laki-laki itu Ia berkata, “Sejak engkau mendengarkan istrimu dan makan dari pohon yang buahnya Ku perintahkan jangan makan dari padanya, tanah itu terkutuk karena engkau. Sepanjang hidupmu akan bergumul untuk menggali satu kehidupandari padanya. Tanah itu akan menumbuhkan duri dan onak bagimu, walaupun engkau akan makan biji-bijian dari padanya. Dengan berkeringat dari dahimu angkau akan mendapatkan makananmu hingga engkau kembali ke tanah dari mana engkau dibuat. Karena enegkau dibuat dari debu, dan kepada debu engkau akan kembali.”
Hal itu bukanlah berita baik. Faktanya menjadi seorang perempuandi dunia ini adalah bahwa anda menderita apa yang diderita oleh Hawa ibu anda. Dan menjadi seorang pria di dunia ini berarti mendertia apa yang diderita oleh Adam bapak anda. Dua hal untuk masing-masing yang berbeda.
Pertama, untuk wanita, anda akan mengalami sakit pada saat persalinan. Hal itu tidak berarti bahwa jika anda tidak punya anak anda telah lepas dari lepas dari kutuk? Sama sekali tidak. Secara harapian hal ini berarti anda akan sakit saat bersalin. Namun lebih lagi, apa yang saya percayai dalam pesan ini adalah mengundang kita untuk mengingat bahwa hati seorang wanita saling berhubungan. Akan ada satu rasa kesepian dan pendertiaan yang mendalam di dalam keseluruhan pertalian hubungannya.
Kedua, kita melihat bahwa akan ada ketegangan dalam pernikahannya. Bahwa keinginannya (wanita) akan sangat kuat dan tanggungjawabnya (pria) kepada kepada keinginannya (wanita) akan mencoba menguasai dirinya. Kita melihat bahwa “keinginan/berahi” diterjemahkan dengan hal yang sama bentukanya dalamKejadian 4:7, dimana Allah memberitahu Kain, “Dosa mengintip di pintumu, dia menginginkan untuk memilikimu” (NIV). Kata “keinginan” disana kelihatannya menyatakan secara tidak langsung sesuatu kekosongan, kebutuan, sesuatu yang sangat menyedihkan. Di dalam hati setiap wanita adan satu kesedihan, satu keebutuhan, satu kesepian yang diinginkan untuk diredakan oleh sesuatu yang akan memuaskan hatinya yang dalam. Dan seorang pria akan menanggapi akan rasa lapar seorang wanita yang dia (pria) merasa diluar kendalinya dan keinginan untuk memastikan bahwa dia(wanita) menjadi nyaman, dengan demikian ia (pria)tidak akan cemas akan keinginannya (wanita). Dia (pria) akan mencoba mengatur, mengatasi dia (wanita) melewati gertakan, melewati ketakutan, melwati rasa malu, melewati hal yang menariknya yang menajdikanya dipertaruhkan. Kita memiliki dua tema—bersembunyi dan menyalahkan. Bersembunyi. Menyalahkan. Dia (pria) tidak menginginkan untuk membiarkan kehampaannya (wanita). Dia (pria) menyembunyikannya. Itu datang kepadanya (pria) dan disingkapkannya; dia menyalahkanya.
Dalam ringkasan, inti masalah bagi setiap wanita dari pesan ini adalah pertanyaan ini: Adakah saya terlalu banyak? Adalah saya terlalu bangak bagi ayah saya, bagi pacar saya, bagi suami saya? Sebab saya memiliki kekuatan lebih, semangat lebih, keinginan lebih, luka lebih, amarah lebih daripa pada apa yang terlihat pada pria di dalam daya tahan yang dialamatkan di dunia saya. Lebih sering para pria meneginginkan wanita untuk menghentikan penderitaan, sakit hati, keinginan dan panggilan Alkitab yang memeritah, menguasai. Hal itu tidak baik. Ketegangan itu adalah satu hasil dari Kejatatuhan.
Apakah kenyataan bagi pria? Ada dua hal lagi. Disana tidak ada beberapa kategori seperti buat yang tergantung rendah. Setiap hati anda akan pergi ke dalam dunia dan anda akan menggarut untuk membuat satu kehidupan. Tanpa rasa hormat akan bagimana sebaiknya anda ada disana, bagaimana besar tabungan anda, disana akan selalu ketidaktentuan kecukupan dalam dunia anda yang adrinya anda tidak dapat melarikan diri, dan semua kerja keras penuh dengan keringat dan darah. Tidak ada yang datang dengan mudah begitu saja bagi seorang laki-laki.
Kedua, apapun ayng dicapai oleh pria akan secepatnya kembali kepada debu. Tidak yang bertahan. Tidak akan adamilikmu jadi kekal. Dan dengan demikian bagi seorang pria inti pertanyaan adalah ini: Adakah saya sudah cukup? Sudah kah saya memiliki cukup kepintaran? Sudahkah saya memiliki cukup kekuatan? Sudahkah saya memiliki cukup hikmat? Sudahkah saya memiliki cukup kemampuan untuk membuat itu dalam satu dunia seperti miliki kami?
Dapatkah anda meliihat ketegangan antara pria dan wanita? Apakah menikah atau tidak: Adakah saya lebih. Adakah saya cukup. Dan dalam saling mempengaruhi itu, dengan ketegangan dari rasa kesepian dan masalah dari kegagalan dan kesia-siaan saya, tanggapan alamiah bagi setiap orang dari kita adalah agar melangkah lebih jauh, bersembunyi, menutupi, dan secepatnya berbalik dan menyalahkan.

Tidak ada komentar: