Jumat, 06 September 2013

PENYEMBAHAN YANG BENAR

PENYEMBAHAN YANG BENAR

Semua kegiatan orang percaya sesungguhnya adalah ibadah kepada Allah. Penyembahan sebagai bagian dari ibadah yang dilakukan orang percaya baik secara pribadi maupun secara korporat. Karena ini adalah tindakan manusia untuk meninggikan Tuhan, maka seharusnyalah orang yang datang pada Tuhan haruslah mengalami pembenaran melalui penebusan darah Yesus agar orang tersebut berlayak dihadapan Tuhan. Karena Firman Tuhan tertulis, tanpa kekudusan tidak seorang akan melihat Tuhan (Ibr 12:14). Jika kita perhatikan desakan Rasul Paulus dalam Roma 12: 12:1 yang berbunyi, Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Untuk menjadikan persembahan itu menjadi ibadah yang sejati (sebagai persembahan yang benar) maka apa yang dipersembahkan itu haruslah terus menerus ada di atas mezbah Tuhan. Sebab jika dibandingkan dengan korban persembahan dalam Perjanjian Lama, maka setiap korban yang ditaruh di atas mezbah itu haruslah terbakar semuanya (Im 1:17 lalu imam harus membakarnya di atas mezbah, di atas kayu yang sedang terbakar; itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN). Persembahan yang harum bagi Tuhan berarti pula sebagai persembahan yang berkenan kepada Tuhan. Dalam hubungan dengan mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan, haruslah hidup yang telah dibenarkan oleh darah Yesus dan sekali dipersembahkan maka persembahan itu harus tetap di atas mezbah Tuhan agar menjadi ibadah sejati. Jadi jelas ibadah sejati itu tidak hanya waktu dua jam di gereja, tetapi sepanjang 24 jam sehari hidup kita haruslah selalu menjadi persembahan yang kudus bagi Tuhan.
PERSEMBAHAN YANG BENAR

Ciri khas korban dalam Alkitab adalah tidak bercacat cela. Coba bandingkan dengan kehidupan kita sebagai manusia, kita penuh dengan dosa dan cela. Itulah sebabnya darah Yesus harus tercurah untuk menyucikan kita. (1 Pet 1:18,19 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Kis 20:28 jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri). Untuk penebusan kita hanya mungkin oleh darah Yesus, karena tidak ada korban lain yang setara dengan hidup manusia saat belum jatuh dalam dosa. Sebab darah kita telah tercampur dengan dosa dan karena itu darah kita sendiri tidaklah mungkin dibuat untuk menebus diri kita sendiri dari dosa. Hidup kita telah tergadai kepada dosa dan karena Yesus harus tersalib dengan darah yang menetes untuk menebus kita bagi Allah. Jadi kita harus tetap mengingat bahwa kita suci tidak dengan sendiri atau berasal dari diri kita sendiri, melainkan oleh korban darah Yesus yang tercurah di Gogota. Karena itu kita harus menghargai korban Kristus di atas salib dan menghargai darahNya yang tercurah bagi kita. ( 1 Kor 6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.) darah Yesus itu tetap berkuasa atas setiap orang yang percaya kepadaNya hingga akhir zaman. Bahkan kemenangan kita yang terakhir atas iblis adalah berkat darah Yesus Kristus. (Wah 12:11 Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.)

Pertanyaan untuk direnungkan:

1. Masihkah ada cacat dan cela yang anda ketahui dalam hidup Anda yang belum dipulihkan oleh darah Yesus?
2. Bagaimanakah cara Anda untuk menghargai darah Kristus yang mahal itu dalam perilaku Anda?
3. Jika Anda memperhatikan Ibr 4:4-6, cobalah sharingkan pada kelompok Anda, jika kejadian itu menimpa Anda.
MENYEMBAH DENGAN CARA YANG BENAR

Perlu disadari bahwa kita tidak bisa mengubah hati kita sendiri apalagi mengubah hati orang lain, ini hanya bisa dikerjakan oleh Tuhan sendiri, karena Dialah pencipta hidup kita. (Yeh 36:26,27 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.) Hati menjadi sangat penting untuk bersekutu dan menyembah Allah. Karena orang yang memilki hati yang baru sudah tentu mau menurut Allah untuk melakukan FirmanNya. (Ibr 8:10,11 "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.) Jika hati kita baru, kita akan mengenal Tuhan dengan benar. Dan jika mengenal Tuhan yang sebenarnya kita pasti menghormati Dia dengan selayaknya dalam pujian dan penyembahan kita. Mungkin lagu pujian yang kita nyanyikan sat kita memuji Tuhan adalah lagu yang sudah lama, dan bahkan mungkin lagu pujian yang sudah sangat sering kita nyanyikan, namun karena kita datang dengan hati baru maka semuanya itu bagi Tuhan sebagai sesuatu yang baru dan menyenangkan.

Pertanyaan untuk direnungkan:

1. Berilah contoh-contoh dari bentuk hati baru yang anda ketahui.
2. Cobalah ceritakan secara singkat kepada kelompok anda tentang pengalamanmu memuji dan menyembah Tuhan dengan hati yang baru.
3. Jika Anda perhatikan Markus 7:15-23, bagaimakah suasana pujian dan penyembahan jika keadaannya sama seperti tertulis dalam nas ini?

DASAR MENYEMBAH YANG BENAR

Hidup kita bisa diibaratkan bagai sebuah botol, yang jika kita mengisinya dengan cairan manis, maka saat isinya ditumpahkan pasti akan mengeluarkan cairan yang manis pula. (Yak 3:9-12 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.) Namun sering tanpa kita sadari perkataan Firman Tuhan ini sering terjadi dalam kehidupan kita, dimana hati kita sebenarnya ingin memuji Tuhan namun sesaat kemudian kita mengeluarkan perkataan yang jahat pada sesama kita. Dalam cara lain Tuhan Yesus mengatakan, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Mat 15:8) Antara hati dan mulut tidak sinkron, dan banyak orang bernyanyi sekedar formalitas, sedang hatinya tidak terarah kepada Tuhan. Kita sangat percaya bahwa karya Kristus itu sempurna dalam hidup kita, karena saat kita mengaku segala dosa kita, Yesus berkuasa dan pasti menyucikan hati kita (1 Yoh 1:9) Dengan keyakinan inilah kita mendapat kebebasan untuk memuji Tuhan dari dasar hati yang dikuduskan dan dari mulut kita keluar pujian yang kudus pula. (Ibr 10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.) Sebab Firman Tuhan tertulis, Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah (Mat 5:8), Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. (Ibr 12:14) Melihat Tuhan di sini mempunyai makna: bertemu muka dengan Tuhan, dan juga kita melihat Tuhan berkarya dalam kehidupan kita, karena kita menyembah dia dengan cara yang benar.



Pertanyaan untuk direnungkan:

1. Dapatkah anda mengambarkan dengan kata-kata, apakah kira-kira isi dari hati anda?
2. Pernahkah anda memuji Tuhan, sementara hidup anda belum beres dihadapan Tuhan?
3. Jika anda membaca 2 Taw 5:12-14, saat seperti apakah anda pernah mengalami hadirat Tuhan yang begitu indah dalam penyembahan anda?

DITEMPAT YANG BENAR

(Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!" Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing? Maz 137:1-4) Nas ini adalah cetusan sekaligus jeritan hati orang Israel yang sedang ditawan di Babel, mereka diminta menyanyikan pujian bagi Tuhan, namun mereka tidak bisa melakukannnya, karena tempat tidak tepat, di negeri asing. Sebab ditanah Israelpun ada ketetapan untuk mempersembahan korban bagi Tuhan haruslah di satu tempat yang khusus dipakai beribadah kepada Tuhan, jadi tidak boleh disembarang tempat. (Ul 12:11) Namun kemudian di Perjanjian Baru Tuhan Yesus menekankan tempat untuk ibadah sedikit berbeda, “Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. (Yoh 4:20-24) Menyembah Allah itu di dalam roh kita dan itulah tempat yang paling tepat. Namun meski meki banyak orang tahu Tuhan itu dekat denga kita bahkan di dalam kita ada banyak juga orang tidak bertemua dengan Tuhan. Seperti yang disampaikan Rasul Paulus kepada orang Athena, Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. (Kis 17:26-28) Mari temui Tuhan di tempatNya, didalam dirimu.


Pertanyaan untuk direnungkan:

1. Sebagai pelayan, bagaimana perasaan anda jika satu waktu anda tidak beribadah padahal seharusnya beribadah?
2. Berilah suatu gambaran perbedaan saat anda menyembah Tuhan secara pribadi dengan menyembah Tuhan secara bersama di Gereja.
3. Jika anda membaca Wah 4:9-11, cobalah ber imajinasi bahwa anda adalah salah peserta dalam ibadah seperti dalam nas ini, ungkapkanlah perasaan anda.