Kamis, 08 Mei 2008

MENJADI SEORANG AYAH YANG BERHASIL

Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Kolose 3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Menjadi seorang ayah adalah satu proses. Materi yang pertama tentu anak yang sah dari satu pernikahan yang kudus. Namun langkah berikutnya adalah bagaimana seseorang dapat mentransfer apa yang ada dalam dirinya (yang diterimanya dari Tuhan sebagai ide atau wahtu) kepada anak-anaknya.

Dengan memperhatikan nas di atas maka tugas utama seorang ayah adalah mendidik anak-anaknya. Seringkali ada banyak rencana (keinginan/kehendak) dalam diri seorang ayah namun tidak semuanya dapat dipahami oleh anak-anaknya.

Mari kita melihat konsep itu dalam diri Nuh yang mejadi seroang ayah yang luar biasa dan berhasil mewujudkan satu mega proyek yang besar. Hal itu diceritakan dalam Kejadian 6:10-22 ada beberapa hal yang penting dicatat bagi Nuh sebagai ayah yang berhasil:
1. Setelah Nuh menerima wahyu yang besar itu, ia dapat menterjemahkan itu pada ketiga anaknya sampai ketiga anaknya itu ikut serta mengerjakan pembangunan bahtera itu yang dibangun tidak kurang dari 100 tahun.
2. Bahkan ketiga anaknya itu juga dapat menterjemahkan wahyu "yang besar" kepada ketiga pasangan mereka yang pada akhirnya ketiga perempuan itu menjadi isteri masing-masing anak Nuh